Syarat dan Tugas Profesi Konsultan HKI di Indonesia

Justisiari P Kusuma, Ketua Umum Asosiasi Konsultan HKI Indonesia, menegaskan untuk menjadi konsultan HKI relatif mudah, bisa dari beragam disiplin ilmu. Tetapi usai lulus dari kuliah, si calon konsultan harus terlebih dahulu mengikuti pendidikan HKI yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) HKI bersama lembaga pendidikan tertentu. “Ada pendidikannya, kurang lebih selama tiga bulan atau empat bulan,” katanya. 

Untuk bisa diangkat jadi konsultan, seseorang harus mengajukan permohonan tertulis ke Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM. Syarat yang harus dilampirkan selain foto, kartu identitas, dan daftar riwayat hidup, adalah hasil tes bahasa Inggris dan surat pernyataan bukan sebagai PNS. Tentu saja, ada biaya yang harus dikeluarkan. Sang calon, harus sudah lulus pelatihan konsultan HKI.

Secara garis besar, tutur Justisiari, konsultan HKI bertugas membantu pemilik HKI untuk mendapatkan perlindungan hukum atas HKI nya. Mulai dari si konsultan mengidentifikasi apakah suatu hasil karya investor tersebut bisa dilindungi sebagai HKI atau tidak. Jika bisa, masuk dalam kategori yang mana, apakah paten, hak cipta, merek atau desain industri.

Tugas berikutnya adalah membantu pemilik HKI untuk mendaftarkan di kantor Ditjen HKI. Setelah didaftarkan dan memperoleh perlindungan HKI, kemudian si konsultan membantu pemeriksa HKI untuk melakukan komersialisasi. “Seperti, mendrafting perjanjian lisensi, royalti, dan sebagainya, itu juga tugas konsultan HKI,” ujarnya.

Namun, ini semua tergantung dari si pemilik HKI nya sendiri. Menurutnya, ada pemilik HKI yang meminta bantuan dari konsultan HKI hanya separuh dari rangkaian tugas konsultan. Tapi, ada juga pemilik HKI yang memanfaatkan jasa konsultan hingga akhir dari rangkaian tugasnya, yaitu ketika terjadinya pelanggaran HKI oleh seseorang, si konsultan tersebut memberi masukan bagaimana upaya hukum yang paling efektif terhadap perlindungan HKI tersebut. “Kalau kebetulan konsultan HKI itu juga seorang advokat, biasanya nanti dia juga bisa membantu. Misalnya lapor polisi, gugat ke pengadilan, seperti itu,” katanya.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu menjelaskan banyak pengalaman yang didapat seseorang apabila menjadi konsultan HKI. Misalnya, ketika ada penemuan baru, dan konsultan tersebut bertugas memberikan perlindungannya, untuk didaftarkan, si konsultan dapat belajar banyak dari penemuan tersebut. Karena pada saat didaftarkan dan diisi formulirnya, dari situ konsultan dapat mengetahui penemuan baru tersebut. “Misalnya, ada investor datang menemukan teknik untuk membuat motor yang irit bensinnya, kita jadi belajar”.

Tapi, ada pula masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap profesi konsultan HKI, yakni hanya dipandang menjadi tukang daftar saja. Padahal, jika dilihat dari awal mulai identifikasi hingga pendaftaran perlindungan HKI dan akhirnya mengawal produk apabila ada pelanggaran, konsultan HKI terlibat semuanya.

Di luar itu, maju atau tidaknya perlindungan HKI lebih tergantung pada terjamin atau tidaknya perlindungan hukum di Indonesia. Atas dasar itu pula yang membuat investor tertarik untuk datang. Karena jika sudah terjamin perlindungan hukum HKI tersebut, dan disertai konsultan Hki yang handal, sehingga para investor akan tenang berinvestasi di Indonesia. “Ke depan itu, pembangunan itu tidak semata-mata berasal dari modal yang bersifat fisik, tetapi modal intelektual juga,” tegasnya.

sumber:http://hukumonline.com/berita/baca/lt4c9082f36e713/konsultan-hki-mitra-masyarakat-dan-pemerintah-sekaligus

Related

Artikel HKI 4445202500088354877
item