Hasil Survey: Wanita Makin Pintar, Makin Kecil Keinginan Punya Anak

Bila kita perhatikan dengan seksama, rata-rata perempuan zaman sekarang lebih banyak yang memilih menempuh pendidikan tinggi lebih dulu lantas mengembangkan karirnya dibanding menikah. Bahkan setelah menikah (yang umumnya karena tuntutan sosial), banyak juga para istri yang berlama-lama menunda kehamilan agar tetap dapat meluangkan waktu memperoleh pendidikan lebih tinggi.


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Satoshi Kanazawa (evolutionary psychologist based in the United Kingdom), ternyata perempuan yang terus merasa haus memenuhi kebutuhan pendidikan, namun bukan sekadar untuk mengembangkan karir, ternyata memang memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Nggak harus dengan berkuliah lagi, perolehan pendidikan ini juga bisa dilakukan dengan terus aktif dan produktif mengemban ilmu di mana pun mereka berada.

Masalahnya muncul dari sini. Meskipun keputusan memiliki anak merupakan hak pribadi masing-masing orang, para peneliti ternyata beranggapan lain.

Para psikolog evolusioner menemukan bahwa semakin tinggi kecerdasan seorang perempuan, yang dengan kata lain makin haus mereka mengemban pendidikan, makin kecil juga keinginan mereka untuk memiliki anak. Apalagi penelitian yang sama juga mengungkap bahwa tiap 15 poin IQ (dihitung dari IQ normal) yang dimiliki perempuan, ternyata akan menurunkan 25% keinginan seorang perempuan untuk memiliki anak.

Padahal, kecerdasan umum terbukti dapat diwariskan. Dan gen yang memengaruhi kecerdasan ini diturunkan melalui kromosom X. Artinya, anak laki-laki hanya akan mewarisi kecerdasan dari ibunya, sedangkan anak perempuan akan mewarisi kecerdasan dari ayah dan ibu mereka. Ingat kan, perempuan memiliki 2 kromosom X, sementara laki-laki cuma satu.

kecerdasan umum terbukti dapat diwariskankecerdasan umum terbukti dapat diwariskan
Jadi, wajar saja bukan, jika sebelumnya para peneliti sangat berharap ada lebih banyak perempuan cerdas yang menghasilkan banyak keturunan. Tentu saja, dengan alasan membentuk masa depan bangsa yang berkualitas.

Lantas, haruskah para perempuan cerdas ini dipersalahkan atas keinginan alamiahnya untuk tidak memiliki anak?

Jawabannya tidak. Para peneliti juga menyimpulkan, walau harapan mereka pada perempuan cerdas sangat besar, namun faktor penentu kecerdasan seorang anak juga dilandasi banyak hal. Misalnya saja pengasuhan yang baik, kecenderungan lahir sebagai anak pertama, hingga bantuan pemerintah, semuanya juga berkontribusi untuk menghasilkan keturunan-keturunan cerdas yang kelak berguna bagi masa depan bangsa. 



Related

Pernikahan 9042821560560159144
item